Cakrawala diatas Samudera
Telah bertahta rembulan dalam dirimu yang siap
memantulkan cahaya keseluruh ruang dalam batinmu, dalam pikiranmu, dalam
kehidupanmu. Telah menggenang air dalam jiwamu yang memurnikan, membeningkan,
dan menghidupkan. Telah mengalir dalam pikiranmu arus yang menggerakkan,
membangkitkan, bahkan meluluhlantakkan. Hatimu adalah samudera yang bisa
menampung berjuta kasih, pikiranmu adalah cakrawala yang didalamnya bertahta
bintang-bintang yang mencerahkan kehidupan.
Kita adalah bumi yang subur yang padanya bermukim berbagai-bagai
kehidupan. Kita bisa menghadirkan kembali suasana kebahagiaan yang pernah
terjadi dalam potongan waktu yang telah berlalu. Kita bisa menghadirkan
kehidupan kekanak-kanakan kita dalam ruang batin dan pikiran, padahal
sesungguhnya itu adalah kejadian dalam garis peristiwa yang telah jauh kita
tinggalkan. Kita bisa merasakan dengan segera, ketika berjumpa pada
kejadian-kejadian yang menyentuh titik simpul spriritualitas dalam batin kita. Kita
bisa turut merasakan kepedihan ketika melihat orang teraniaya. Maka kita adalah
bumi yang dalam diri kita bisa bermukim kehidupan anak-anak yang terlantar dan
kaum-kaum yang dirugikan. Bahkan dalam diri kita juga bisa bersarang serigala
yang selalu lapar dan ingin menerkam apa saja.
Engkau hidup di bumi-mu dan kau juga hidup di
bumi-Nya. Maka kau adalah khalifah di bumi-mu dan kau juga khalifah di
bumi-Nya. Barangkali ada banyak orang ynag mampu meredam srigala-srigala yang
meraung di hamparan bumi-Nya namun hanya kau saja yang mampu menjinakkan
srigala yang hidup di bumi-mu.
Seperti sebuah nyanyian dengan nada-nada yang
terangkai harmonis, hidup kita juga harus berada pada nada yang tepat. Hidup
kita harus berada pada posisi yang tepat.
Komentar
Posting Komentar