Warongko anjing ning curigo, curigo manjing ning warongko

Potongan kalimat dalam judul tulisanku itu adalah potongan syair lagu yang diciptakan oleh Nono, seniman desa Wanayasa Kabupaten Banjarnegara dengan judul "Dolanan". Aku mendapatkan beberapa filosofi dari syair lagu tersebut. Warongko manjing ning curigo artinya 'diri masuk kedalam curiga'. Kalau prasangka itu masuk kedalam 'diri' itu wajar dan memang perilaku manusia sudah begitu dan sellau begitu karena manusia itu makhluk sejarah dan masa depan. Tapi kondisi semacam itu masih bisa dikendalikan karena pada kondisi tersebut 'diri' masih menjadi tuan atas prasangka. Diri masih bisa memilih, mengikuti prasangka atau mengabaikannya. Yang sudah banyak dialami manusia zaman sekarang adalah: Diri yang masuk kedalam prasangka (Warongko manjing ning curigo). Lalu prasangka menjadi penguasa atas diri manusia. Al Qur'an menggambarkan keadaan seperti ini dengan 'mempertuhan hawa nafsu'.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Anak Panah

Pesonamu