Sang Pemberani!


Muhammad Iqbal pernah menulis sebuah puisi,

Terkadang jerami-jerami menjadi tabir mataku
 Dan dengan satu pandangan, aku melihat dua dunia

Lembah CintaNya adalah jalan yang panjang nan jauh
 Perjalanan beratus tahun tertutup keluh kesah

Tetaplah dalam pencarianmu, dan jangan pergi dari harapan,
ada sesuatu yang berharga disana, dan suatu saat barangkali kau akan menemukannya

Kali ini aku benar-benar merasakan makna dari bait syair yang ditulis Iqbal 20 tahun lalu. Model-model kehidupan yang ada sekarang ini agaknya telah menjadi jerami-jerami yang seringkali menutupi pandanganku, hingga aku tidak bisa memilih model kehidupan yang semestinya dijalani. Tapi aku bersyukur karena aku bisa melihat gambaran dua dunia, dunia ilusi yang sepertinya sangat menyenangkan tapi sesungguhnya hanya jerami-jerami yang tak berharga dan dunia nyata yang berada pada lembah CintaNya. Setidaknya aku sedikit mengerti, dunia mana yang seharusnya aku jalani walaupun sungguh berat untuk menuju lembah CintaNya. Harus melalui perjalanan yang panjang dan jauh, singgah kedalam macam-macam peristiwa dan mengambil makna padanya. Kata buya Syafii, butuh stamina spiritualitas yang tak pernah lelah.

Aku sadar, barangkali hidayah yang diberikan Allah padaku tidaklah seperti Umar ibn Khatab yang bisa meletakkan titik tolak kesadarannya hanya dengan satu persitiwa. Keberanianku untuk menyatakan keberimananku tidaklah seperti Abu Dzar al Ghifari yang secara langsung menyatakan keimanannya di depan pemuka musuh-musuh Islam, kaum kafir Quraisy. Terlampau jauh, atau barangkali memang tak bisa dibandingkan. Aku belum melakukan perjalanan jauh untuk menuju lembah CintaNya namun perjalananku sudah tertutup oleh keluh kesahku. Aku belum melakukan pengorbanan seperti kaum muhajirin yang meninggalkan sumber-sumber penghidupan mereka di Makah dan memilih untuk menjadi pendatang di Madinah namun keberanianku sudah tertutup oleh keluh kesahku sendiri. Memang, manusia harus selalu belajar berani dan berani belajar! Selalu! Karena bagiku keberanian itu adalah dampak dari seberapa rela kita menyerahkan kehidupan kita kepada Tuhan. Dan kerelaan kita tidak mungkin selalu tetap pada satu titik, akan selalu berubah seiring dengan peristiwa yang kita jumpai. Jadi, orang yang pandai menyerap makna dari tiap peristiwa yang ia jumpai, dialah sang pemberani! Belajar berani sama dengan belajar memaknai. Berani belajar sama dengan berani menghayati.

Tapi, ”Tetaplah dalam pencarianmu..”, kata Muhammad Iqbal. ”Jangan pergi dari harapanmu, karena Tuhan pun tak membencimu dan tidak pula meninggalkanmu”. Sejauh apapun posisi batinku dan batinmu denganNya, kita masih punya harapan untuk sampai pada lembah CintaNya. Aku yakin bahwa ada sesuatu yang sangat berharga pada harapanku itu dan aku berharap suatu saat nanti aku akan menemukannya. Hanya sang pemberani yang akan sampai di Lembah Cinta-Nya.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Anak Panah

Warongko anjing ning curigo, curigo manjing ning warongko

Pesonamu